Showing posts with label Hate or Love. Show all posts
Showing posts with label Hate or Love. Show all posts

Wednesday, February 15, 2012

Short Story ~ Part 2 Love or Hate

Love or Hate


“Aku nggak nebeng hari ini” ujar Max ketika bel pulang sekolah berbunyi.
“Bagus, deh jadi aku bisa bebas godain cewek, sapa tau ada yang minat buat dibonceng” ujar Hiro sambil ketawa. Max nyengir.
*

Ketika sampai di tempat bimbel, Hiro langsung menuju ruangannya. Ya, dia ’terpaksa’ harus ikut bimbel, karena nilainya semester lalu ancur lebur dan karena itu dia diancam ortunya bakal dipotong uang bulanannya dan motornya harus dijual. Kecuali, nilainya kembali berada di zona aman, maka motor kesayangannya akan tetap setia menemaninya dan begitu juga uang bulanannya bakal tetap utuh. Makanya Hiro ’terpaksa’ ikut bimbel. Dan hasilnya nilainya kembali berada di zona aman. 

Kali ini Hiro datang terlalu cepat seperti beberapa hari yang lalu. Padahal awal-awal ikut bimbel, dia selalu datang terlambat dan ogah-ogahan.
”Hei, cepat banget datangnya!” seorang cewek manis berambut pendek yang baru datang menyapanya.
”Iya, dong biar nggak telat lagi!” ujar Hiro sambil nyengir. Sebenarnya alasan Hiro datang cepat adalah karena Ayumi, cewek manis yang menyapanya tadi. Hiro naksir cewek itu ketika pertama kali melihatnya saat dia telat dan terpaksa duduk di samping Ayumi, karena hanya bangku di samping Ayumi yang kosong pada saat itu.
*

Kian hari perasaan Hiro pada Ayumi kian dalam. Tapi dia belum berani menyatakan perasaannya karena dia sama sekali tak tahu perasaan cewek itu walau mereka sering ngobrol dan beberapa kali jalan bareng sepulang bimbel. Hiro juga tidak tahu apakah Ayumi sudah punya pacar atau belum.
”Hei, ngelamun aja!” tegur Ayumi. Hiro nyengir karena kaget dengan kedatangan Ayumi yang tiba-tiba itu.
”Eh, pulang ini bisa temani aku ke mall bentar nggak?”
”Bisa” Hiro mengangguk mantap.  Tiba-tiba seorang cewek lewat.
“U-na!” panggil Ayumi pada cewek yang baru lewat tersebut. Cewek itu menoleh dan Ayumi mendatanginya. Terlihat mereka ngobrol sebentar. Sesekali pandangan cewek itu menatap Hiro yang sedang berkhayal indah akan berduaan dengan Ayumi sepulang bimbel ini.
*

Ayumi sibuk memilih topi sedangkan Hiro setia di dekatnya.
”Yang ini bagus nggak?” tanya Ayumi sambil menunjukkan sebuah topi berwarna biru dengan tulisan Visor. Hiro mengacungkan jempolnya. Seketika itu juga Ayumi memakaikan topi itu ke kepala Hiro. Lalu dia tersenyum.
”Kamu jadi keren!” wajah Hiro memerah seketika.
”Emang buat siapa?” tanya Hiro kikuk. Berharap topi itu untuknya.
”Mau tau aja” jawab Ayumi sambil tersenyum jahil.
”Yang pasti buat seseorang yang sangat berarti buatku” tambah Ayumi. Hiro tersentak. Dia ingat perkataan Ayumi beberapa hari yang lalu, ”Roki, kamu adalah teman yang paling baik dan pastinya sangat berarti bagiku”
Deg! Apakah yang dimaksud adalah aku? Seketika Hiro tersadar kalau dua hari lagi adalah ulang tahunnya. Mungkinkah topi itu untukku?
*

Hiro bertekad untuk menyatakan cintanya hari ini pada Ayumi. Apalagi hari ini adalah hari ulang tahunnya. Jadi dia sudah merencanakan akan menembak Ayumi setelah Ayumi memberikan kado topi tersebut padanya. Akh.. rencana yang sempurna! Ketika bel pulang berbunyi, Hiro yang berniat mengajak Ayumi pulang bareng, malah tidak melihat cewek itu sama sekali. Cepat-cepat dia turun dan mencarinya. 

Ketika dia akan memanggil cewek itu, Ayumi sudah naik ke boncengan sepeda motor. Si pengemudi sepeda motor itu membalik wajahnya sebentar ke arah Ayumi dan tersenyum. Jelas kelihatan cowok itu sangat tampan apalagi memakai topi biru bertuliskan Visor. Ayumi memeluk pinggang cowok itu dan motor pun melaju.
”Pacar Ayumi keren banget, ya!” ujar suara di dekatnya. Beberapa orang cewek terlihat sedang bergosip ria soal Ayumi dan cowok bertopi Visor itu. Hiro menghela nafas. Sekarang Hiro tau kalo hati yang ingin dimilikinya ternyata sudah memiliki hati yang lain. Sakit!. Apalagi kalo ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Hiro meringis. Ayumi saja bahkan tidak tahu kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ternyata dia yang terlalu kepedean. Hiro menghela nafas lagi. Namun bagaimana pun, dia harus berbesar hati untuk menerimanya. Mungkin belum saatnya dia diberi kesempatan untuk memiliki kekasih.
”Kapan punya pacar, ya?” gumamnya sambil berlalu. Tanpa disadari, seorang cewek yang lewat berpapasan dengannya berhenti dan berbalik. Menatap punggung Hiro dengan tatapan sendu.
***